Selasa, 17 November 20090 komentar

UJIAN SEBAGAI CERMIN DIRI
Selasa, 17 Nopember 2009

Dalam kitab suci umat Islam (Al Quran) ditegaskan bahwa Allah SWT tidak sekali-kali membiarkan umat manusia mengatakan "kami beriman" sedangkan mereka tidak teruji dalam kehidupannya. Berangkat dari ayat ini, manusia menjalani hidup di dunia tidak lepas dari berbagai permasalahan yang dapat dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Ujian-ujian tersebut bertujuan untuk mengetahui kadar keimanan seseorang, akankah iman bertambah atau tergerus bahkan sampai pada kadar yang paling minim setelah melalui berbagai ujian.
Di samping Allah SWT menghiasi kehidupan manusia dengan berbagai bentuk ujian, Dia tidak memberikan beban ujian itu melebihi batas kemampuan yang dimiliki manusia. Allah SWT tidak pernah berbuat dzalim, tetapi hambaNyalah yang seringkali berbuat kedzaliman. Maka tidak mungkin masalah yang menimpa dalam kehidupan manusia dibiarkan tanpa solusi dan kompensasi begitu saja.Di sinilah keadilan Allah SWT terbukti bagi hamba-hambaNya yang berakal. Manusia dibekali instrumen berharga (akal) sebagai pembeda dengan makhluk-makhluk lain. Dengan alat ini mereka dapat berpikir rasional setiap menjumpai persoalan-persoalan hidup.
Dalam kehidupan nyata tidak semua manusia lulus melewati ujian, sebagaimana seorang siswa mengikuti ujian di sekolah. Beragam nilai nampak, ada yang mendapat nilai sangat terpuji, sangat memuaskan, bahkan tidak jarang yang mendapat nilai tidak bagus alias tidak mencapai grade yang ditetapkan. Nilai akhir yang biasa termaktub dalam raport mencerminkan kemampuan diri seseorang melewati ujian. Cermin dijadikan alat introspeksi diri untuk senantiasa berbenah dan menghadapi hidup penuh semangat.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. halaawah el 'ilm - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger